Sunday, January 20, 2008

Motif Batik Wirasat

Batik Wirasat

Wirasat artinya perlambang yang dikaitkan dengan suatu permohonan. Bathik ini merupakan pengembangan dari motif Sida Mulya yang isinya terdiri dari bermacam–macam corak bathik. Diantaranya: bathik “Cakar”, “Truntum”, “Sida Luhur”, dan “Sida Mulya.

Makna motif ini, supaya dikabulkan segala permohonannya, mencapai kedudukan yg tinggi & mandiri, terpenuhi segala materi, juga permohonan petunjuk dari Tuhan saat mendapat kegelapan agar cepat diberi jalan yang terang. Bathik motif ini muncul bersamaan dengan bathik motif Sida Mukti pada masa PB. IV tahun 1800 an.

Pada awalnya motif ini dipakai oleh golongan tua saja, tetapi dalam perkembangannya motif ini didalam masyarakat sering dipakai orang tua penganten putra dalam acara mbesan. Motif ini berpola geometris seperti bathik sido luhur, sido mukti dan berkaitan dengan kepercayaan kejawen.

Dasar pengertian ini adalah konsep kekuasaan dipercaya muncul dari alam semesta, disamping dari kekuasaan manusia. Dalam corak bathik geometris ini melambangkan bahwa raja merupakan simbol kekuasaan dunia dan, sarana memberikan wahyu yang di wujudkan dengan pemberian pangkat kedudukan kepada kawulanya.
Raja juga pelindung lewat hukum yang diberlakukan. Hal ini digambarkan motif yang ketemu dalam empat titik temu bentuk belah ketupat, sebagai lambang raja yang di kelilingi oleh para pembantunya seperti yang disebut “Pancaniti” dimana;
  • Raja sebagai sebagai Hakim,
  • Patih sebagai Jaksa,
  • Pujangga sebagai Panitera serta
  • Senapati dan Ulama sebagai dasar perimbangan keputusan.
Atau bagi orang jawa keempat pusat tersebut merupakan sebagai tenaga alam semesta, yang juga :
  • Purwa berarti timur yang berhubungan dengan terbitnya matahari yang
    bermakna awal dari segalanya.
  • Daksina berarti selatan sebagai lambang puncak kehidupan segalanya.
  • Pracima berarti barat melambangkan terbenamnya matahari.
  • Untara berarti utara, melambangkan berakhirnya suatu kehidupan didunia.
Sebelum motif Wirasat muncul di Surakarta, untuk Bathik dengan motif geometris telah berkembang lebih dulu dengan jenis “motif ceplok”.

No comments: