Sunday, January 20, 2008

Tatakrama Penggunaan Motif Batik di Kraton Surakarta

Motif bathik berkaitan dengan tanda Kepangkatan dilingkungan keraton. Dalam tatanan pemakaian kain bathik di Surakarta yang di tetapkan oleh Pakoe Boewono III tersebut, terkait dengan jenis motif dan kedudukan atau strata pemakainya. Pada tatanan masyarakat Keraton Surakarta tempo dulu, didalam cara mengenakan busana adalah cermin dari tingkat kepangkatan dan kedudukan (strata) dari pemakainya yang tergambar dalam motif/corak dari busana yang dikenakannya.

Tatanan berbusana tersebut berlaku baik dalam acara resmi maupun dalam acara biasa, hal tatanan berbusana dilingkungan masyarakat Surakarta tempo dulu telah diatur dalam kebijakan Raja Surakarta, ketika Keraton Surakarta dipimpin oleh Pakoe Boewono III. Dan busana Bathik juga menjadi seragam (uniform) bagi kalangan lingkungan Keraton Surakarta, baik dari golongan strata yang rendah, hingga kalangan lingkungan Raja dan keluarganya.

Motif/corak Bathik yang dipakai kalangan lingkungan kerajaan Surakarta :
  1. Bathik Parangrusak. Motif ini dipakai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA), Pangeran Putra, Pangeran Sentana dan Sentana dalem yang berpangkat bupati riya nginggil yang bergelar KRMH.
  2. Bathik Udan Riris. Motif bathik ini dipakai oleh pepatihdalem. (dari keterangan Pakoe Boewono XII ; apabila Patih tsb masih menantu Raja).
  3. Bathik Rejeng. Jenis motif ini dikenakan para komandan prajurit (setingkat Perwira Tinggi) dan duta keraton.
  4. Bathik Tambal Kanoman. Bathikan Kampuh/Dodotan para Bupati & dijadikan seragam Bupati Anom dan juru tulis kantor dilingkungan Kabupaten.
  5. Bathik Semen Latar Putih. Motif ini di pakai oleh Abdidalem yang berpangkat Bupati, Bupati Anom dalam dan luar.
  6. Bathik Padas Gempal. Motif ini dipakai para Abdidalem yang berpangkat Panewu/Mantri dari golongan sorogeni (prajurit Sorogeni, yang berseragam merah) kebawah.
  7. Bathik Medhangan. Motif ini dipakai oleh para Panewu/Mantri ke bawah dari golongan Sangkragnyana.
  8. Bathik Kumitir. Motif ini digunakan oleh para Panewu/Mantri ke bawah dari golongan kanoman.
  9. Bathik Tambal Miring. Motif ini dipakai oleh para Abdidalem yang berpangkat Panewu/Mantri dari golongan Juru Tulis.
  10. Bathik Jamblang. Motif ini dipakai oleh para Panewu/Mantri ke bawah dari golongan kadipaten Anom.
  11. Bathik Ayam Puser. Motif ini dipakai oleh para Abdidalem yg berpangkat Panewu/Mantri ke bawah dari golongan Yogeswara atau Suranata atau Abdidalem Ulama.
  12. Bathik Slobog. Motif ini di gunakan oleh para Abdidalem Panewu/Mantri ke bawah dari golongan niyaga (penabuh gamelan).
  13. Batik Wora Wari Rumpuk. Motif ini digunakan oleh para Abdidalem Panewu/Mantri ke bawah dari golongan Pangrehpraja atau yang membawahi wilayah.
  14. Bathik Krambil Secukil. Motif ini digunakan oleh para Abdidalem Panewu/Mantri ke bawah, di bawah perintah Kepatihan.
  15. Kain Lurik Perkutut. Merupakan kain yg dipergunakan Abdidalem berpangkat Jajar Priyantaka.
  16. Kain Sindur. Merupakan kain yang dipergunakan Abdidalem Krisdastawa atau Canthangbalung.

1 comment:

klobot said...

wong arep kemulan jarik wae kok ribet temen. weleh2.